A. Pengertian Sikap Sosial
Sikap (attitude) adalah
istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang atau perasaan biasa-biasa
saja (netral) dari seseorang terhadap sesuatu. “Sesuatu” itu bisa benda,
kejadian, situasi, orang-orang atau kelompok. Kalau yang timbul terhadap
sesuatu itu adalah perasaan senang, maka disebut sikap positif, sedangkan kalau
perasaan tak senang, sikap negative. Kalau tidak timbul perasaan apa-apa, berarti
sikapnya netral. Sikap dinyatakan dalam tiga dominan ABC, yaitu Affect, Behaviour dan Cognition. Affect adalah perasaan yang timbul (senang, tak senang). Behaviour adalahperilaku yang mengikuti
perasaan itu (mendekat,menghindar), dan Cognition
adalah penilaian terhadap objek sikap (bagus,tidak bagus).[1]
M Ngalim Purwanto berpendapat pengertian sikap social adalah
suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk
bereaksi dengan cara tertentu, sikap adalah suatu perbuatan/tingkah laku
sebagai reaksi respon terhadap suatu rangsangan stimulus yang disertai dengan
pendirian dan atau perasaan itu sendiri.
Sedangkan H.C
Witherington mengemukakan sikap adalah kecenderungan untuk berfikir atau merasa dalam cara tetntu
atau menurut saluran-saluran tertentu. Sikap adalah cara bertingkah laku yang
karakteristik yang tertuju terhadap orang-orang atau rombongan-rombongan.
Selanjutnya Dewi Ketut
Sukardi menambahkan Sikap adalah suatu kesiapan seseoarang untuk bertindak
secara tertentu terhadap hal-hal tertentu ,dengan kata lain sikap ,merupakan kecenderungan
yang relative stabil yang dimilki individu dalam mereaksi dirinya sendiri orang
lain atau situasi tertentu.[2]
Jadi berdasarkan
pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa sikap social merupakan kecenderungan potensi atau kesediaan prilaku,
apabila individu diharapkan pada stimulus yang mengkehendaki adanya respon.
Kecenderungan potensial tersebut didahului oleh evaluasi individu berdasarkan
keyakinannya terhadap objek-objek sikap atau stimulus yang diterimanya.
B. Proses pembentukan dan perubahan sikap
Sikap timbul karena ada
stimulasi, terbentuknya suatu siakp itu banyak dipengaruhi perangsang oleh
lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya :
keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini
keluarga memepunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra- putranya.
Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi annak pengaruh yang dominan .
sikap seseorang tidak selamanya tetap, ia dapat berkembang mana kala mendapat
pengaruh, baik dari dalam maupun dari
luar yang bersifat positif. Dan mengesankan antara perbuatan dan sikap ada hubungan yang timbal balik.
Tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku, orang kadang- kadang
menampakan diri dalam keadaan diam saja. Ini bukan berarti orang tidak
bersikap, ia bersikap juga hanya bentuknya, diam. Sikap dapat terbentuk atau
berubah melalui empat macam cara :
1. Adopsi : kejadian-kejadian dan peristiwa yang
terjadi berulang kali dan terus-menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap
ke dalam diri individu dan memengaruhi terbentuknya suatu sikap.
2. Diferensiasi : dengan berkembangnya inteligensi,
bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal
yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari
jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.
3. Integrasi : pembentukan sikap disini terjadi secara
bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal
tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
4. Trauma : pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan,
yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman
yang traumatis dapat menyebabkan terbentukknya sikap. [3]
Terbentuknya sikap tidak terjadi
demikian saja, melainkan melalui suatu proses tertentu, melalui kontak social terus-menerus
antara individu dengan individu lainnya. Dalam hubungan ini, faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya sikap adalah :
a. Faktor internal : yaitu faktor-faktor yang terdapat
dalam diri orang yang bersangkutan, seperti faktor pilihan. Kita tidak dapat
menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui persepsi kita, oleh karena itu
kita harus memilih rangsangan yang akan kita dekati dan mana yang kita akan
jauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan dalam diri
kita. Oleh karena itu, kita harus memilih sikap positif terhadap satu hal dan
membentuk sikap negative terhadap hal lainnya.
b. Faktor eksternal : selain faktor-faktor yang
terdapat dalam diri sendiri, maka pembentukan sikap ditentukan pula oleh
faktor-faktor yang berada diluar, yaitu :
1) Sikap objek, sikap itu sendiri, bagus, atau jelek
dan sebagainya.
2) Kewibawaan : orang yang mengemukakan suatu sikap.
3) Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap
tersebut
4) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampikan
sikap
5) Situasi pada saat sikap itu dibentuk[4]
C. Hubungan Antara Sikap dan Perilaku
Adanya hubungan yang
erat antara sikap dan tingkah laku di dukung oleh pengertian sikap yang
mengatakan bahwa sikap merupakan
kecendrungan untuk bertindak. Tetapi beberapa penelitian yang mencoba
menghubungkan antara sikap dan tingkah
laku menunjukkan hasil yang agak berbeda
, yaitu menunjukan hubungan yang kecil saja atau hubungan yang negatif.[5]
[1]
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar
Psikologi Umum. Jakarta, 2009, hlm.201.
[2]
Sadali, Endang Mulyani , dkk. Ilmu
Pengetahuan Sosial. Jakarta, 2007, hlm. 319.
[3]
Ibid., hlm.204
[4]
Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial :
Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik. Jakarta, 2013, hlm. 205.
[5]
Bimo Walgito, Psikologi Sosial : Suatu
Pengantar. Yogyakarta, 1991, hlm.134
Komentar
Posting Komentar