A.
Peranan
Konseling
Terdapat
tiga peranan konseling, yaitu konseling sebagai helping, konseling sebagai
seni, serta konseling dan higiologi. Konseling merupakan “Bagian dari
bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai tekhnik. Konseling merupakan
inti kegiatan bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah
individu secara pribadi”. Moh. Surya (2003:01). Konseling
merupakan suatu proses pelayanan yang melibatkan kemampuan profesional pada
pemberi layanan.
1.
Konseling Sebagai Helping
Konseling berarti upaya
pemberian bantuan, selanjutnya
disebut helping,
adalah yang bersifat profesional. Menurut McCully
dalam Andi Mapiarre (1992) suatu profesi helping dimaknakan sebagai
adanya seseorang yang didasarkan pengetahuan khasnya,
menerapkan suatu teknik intelektual dalam suatu pertemuan khusus (existencial
affairs) dengan orang lain dengan maksud agar orang lain tadi
memungkinkan lebih efektif mengahadapi dilema-dilema, pertentangan, yang merupakan ciri khas kondisi manusia. Konseling
pada dasarnya
merupakan suatu hubungan helping, helping relationship.
Menurut Soedarmadji dan Hartono (2013:33), sebagai
profesi bantuan, konseling merupakan pelayanan masyarakat yang diberikan
konselor professional yang karena kepribadiannya, pengetahuan dan keterampilan,
serta pengalamannya dalam bidang konseling, ia mengabdikan diri untuk
peningkatan harkat martabat kemanusiaan dengan cara memfasilitasi perkembangan
individu dan kelompok individu, agar individu tersebut mengembangkan dirinya
sebagai pribadi dan sebagai masyarakat yang memiliki motivasi
2.
Konseling Sebagai Ilmu dan Seni
Konseling sebagai ilmu dan seni menurut Lawrence M.Brammer
dalam Andi Mappiare (1992) adalah melihat sisi ilmu helping
yang didalamnya termasuk
konseling, adalah keterlibatan penelitian dan
teori terinci didalamnya. Aspek ilmiah kegiatan konseling berkenaan dengan penggambaran data,
peramalan, perampakan terhadap tingkah laku.
Sedangkan sisi srtistik helping/konseling,menurut Brammer,lebih mengacu pada
unsur-unsur intuitif dan perasaan jalinan hubungan antar pribadi (interpersonal
relationship) yang berlandaskan terutama pada kemanusiaan dan daya cipta
seni.
3.
Konseling dan Higiologi
Higiologi (hygiology), secara harfiah dapat dikatakan sama dengan ilmu kesehatan mental. S.
Narayana Rao dalam Andi Mapiarre (1992) mendefinisikan
higiologi sebagai studi tentang masalah-masalah orang normal dan pencegahan
terhadap terjadinya kesukaran-kesukaran emosional yang serius. Kemudian
dilanjutkannya bahwa konseling lebih cocok berurusan dengan higiologi daripada
dengan psikologi tingkah laku. Jadi
dapat dikatakan konseling merupakan proses pengentasan masalah yang berhubungan
dengan kesehatan mental yang erat dengan gangguan mental yang dialami oleh
individu.
B. Tipe Tipe Konseling
Tipe-tipe
konseling dari segi waktu penangannya, yaitu proses pemecahan masalah individu,
dimana mungkin di perlukan waktu segera atau relative panjang. Pietrofesa dalam
Andi Mapiarre (1992:24) mengemukakan berdasarkan segi waktunya tipe-tipe konseling
terbagi menjadi tipe konseling krisis, fasilitatif, prefentif, atau
developmental.
1.
Konseling Krisis
Krisis
dapat diartikan sebagai suatu keadaan disorganisasi dimana helpi menghadapi
frustasi dalam mencapai tujuan penting hidupnya atau mengalami gangguan dalam
perjalanan hidup dan hal itu di tanggapinya dengan stress. Situasi demikian itu
sering memerlukan respon khusus dari konselor guna membantu konseli yang tidak
berdaya.
”Jika
suatu krisis mencapai taraf yang melumpuhkan individu atau menghambat
mengontrol diri individu maka keadaan itu merupakan krisis yang butuh bantuan
penyembuhan” Belkin (1975)
Situasi
krisis dapat bersangkutan dengan masalah percobaan bunuh diri, kehamilan diluar
nikah, kematian orang yang dicintai, perceraian, pemutusan jabatan, manjadi
anggota baru keluargam terlibat hukum, pindah agama, kecanduan, dan masalah
keuangan.
Berdasarkan
sifat situasi krisis konselor perlu menerima situasi dan menciptakan
keseimbangan pribadi dan penguasaan diri. Sikap tersebut memungkinkan dapat
meredakan kecemasan konseli serta menunjukan tanggung jawabnya terhadap
konseli, yang menunjukan bahwa konseli masih memiliki harapan, setelah
menghadapi situasi konseli sementara tersebut konselor dapat melakukan bantuan
konseli dalam kancah developmental. Aktifias konselor dalam mengatasi masalah
krisis adalah dengan memberikan intervensi langsung atau campur tangan,
dukungan kadar tinggi, dan konseling
individual atau referral ke klinik atau lembaga yang layak.
2.
Konseling Fasilitatif
Konseling fasilitatif, menurut segi
tinjauannya yaitu proses membantu konseli memperjelas masalahnya, selanjutnya
bantuan dalam pemahaman dan peneriman diri, penemuan rencana tindakan dalam
mengatasi masalah, dan akhirnya akhirnya konseli dapat bertanggung jawab dengan
masalahnya sendiri.
Konseling tipe fasilitatif di istilahkan
sebagai konseling remedial atau adjustive,
seakan seorang di sembuhkan akibat mempunyai tingkah laku yang tidak tidak
dikehendaki. Konseling remedial diartikan sebagai usaha membantu individu agar
maju dari tahap kurang sempurna menjadi sempurna. Dengan konseling fasilitatif
manusia dapat bertumbuh dari satu tahap ke tahap lainnya.
Masalah masalah yang ditanagani
dalam konseling fasilitatif meliputi masalah memilih jurusan, perencanaan
karir, pegaulan, serta minat dan bakat. Bentuk aktifitas konseling yang mungkin
dilakukan konselor adalah konseling individual dengan tekhnik pemantulan
penyataan perasaan, penginformasian, penginterprestasian, pemanduan,
konfrontasi informasi dan pengarahan.
3.
Konseling Preventif
Konseling preventif berbeda dari
tiga tipe lainnya, tipe ini bersifat programatis sebagaimana program pada
konseren khusus. Konseling demikian misalnya meliputi program pendidikan seks
di sekolah dasar dengan niat mencegah kecemasan pada masa yang akan datang
tentang seksualitas dan hubungan dua jenis kelamin.
Dalam konseling preventif, konselor
dapat menyajikan informasi kepada suatu individu atau kelompok dengan
memberikan progam yang sesuai dengan dirinya. Aktifitas yang mungkin dilakuakan
adalah pemberian informasi, membuat program yang relevan, dan konseling
individual berdasarkan isi dan proses program.
4.
Konseling Developmental
Konseling developmental merupakan
suatu proses berkelanjutan yang dijalankan dalam seluruh jagka kehidupan
individu. Tipe konseling ini focus pada membantu konseli mencapai pertumbuhan
pribadi yang positif dalam berbagai tahap kehidupan mereka. Konselor harus
mampu membantu individu pada semua tingkatan usia dan benar-bear mendukung
konsep mengenai konseling anak sebagai hal yang esensial dalam proses
perkembangan.
Konseli dapat mencapai pemahaman
diri, peningkatan keterampilan membuat keputusan, dan mengubah tingkah laku ke
positif melalui konseling developmental.
Konseling developmental adalah
bagian integral dari perkembangan karir seseorang dan pembentukan kemampuan
membuat keputusan, merupakan konseling yang berlangsung sepanjang jangka
kehidupan yang menangani anak muda dan orang lanjut usia.
Permasalahan yang senantiasa terus
berlangsung adalah mengenai pengembangan dan pembentukan citra diri yang
positif, penemuan gaya hidup layak yang dijalankan dalam bekerja dan
pemanfaatan waktu luang, mempelajari dan menggunakan keterampilan membuat
keputusan, penegasan nilai nilai yang dianut seseorang, pemahaman dan
penerimaan perubahan dan pengembangan pemahaman tentang proses kehidupan dari
lahir sampai akhir hayat.
Pada konseling developmental,
sebagaimana pada tipe lainnya seorang konselor dapat efektif membantu seseorang
melalui konseling individual. Pada konseling developmental, konselor dapat
bekerja sama dengan orang lain yang berarti sama sama melibat bergantian dalam
konseling. Aktifitas konselor yang dapat dilakukan dalam kancah ini adalah
membantu individu memperoleh ketegasan nilai-nilai anutannya, mereview
pembuatan keputusan, dan konseling individual yang berkenaan dengan
pengembangan pribadi dan kerjasama sama dengan oranglain yang bermaksud
penempatan dalam lingkungan.
Gambaran
umum tipe-tipe konseling
Andi
Mapiarre (1992:30)
Tipe
|
Ruang
Waktu
|
Konsern,
masalah yang mungkin ditangani
|
Aktifitas
yang mungkin dilakukan (oleh konselor)
|
Krisis
|
Segera
|
Kecemasan
akibat obat bius
Tertolak
cinta
|
Dukungan
pribadi
Intervensilangsung
Dukungan
kadar tinggi
Konseling
individual atau referral kemklinik atau lembaga yang cocok
|
Fasilitatis
|
Bervariasi
(Jangka
pendek-panjang)
|
Penempatan
kerja
Masalah
akademik
Penyesuaian
pekerjaan
|
Konseling
individual dengan tekhnik:
Pemantulan
idi dan perasaan
Penginformasian
Penginterprestasian
Pengonfrontasian
Aktifitas
pengarahan
|
Preventif
|
Jangka
waktu terbatas (bergantung pada jenis program)
|
Pendidikan
seks
Kesadaran
diri dan karir
Kesadaran
terhadap obat bius
|
Pemberian
informasi
Referal
ke program yang relevan
Konseling
Individual berdasarkan isi dan proses program
|
Developmental
|
Kontinu
(mencakup seluruh jangka kehidupan individu)
|
Pengembangan
citra diri yang positif di SD
Perbahan
ditengah perjalanan karir
Menerima
ajal dan kematian keluarga
|
Membantu
penegasan nilai nilai
Mereview
pembuatan keputusan
Konseling
individual yang berkenaan dengan pengembangan pribadi dalam kerjasama dengan
oranglain yang bermakna pada penempatan lingkungan
|
Komentar
Posting Komentar